PENIPUAN HIGH TECH

0


“Bu Lukman..bu Lukman, saya mau cerita nih!”, seru Ibu Darmanisi (B9/15) pagi tadi. “Saya ditelepon seseorang yang bilang kalau Naufal kecelakaan. Saya dikasih waktu 10 menit untuk transfer sejumlah uang panik. Tapi, untungnya masih sempat telepon anak saya. Dan, ternyata si Naufal nggak apa-apa. Penipuan sekarang makin canggih, ya Bu!”.

Kemajuan teknologi bisa membuat kehidupan menjadi lebih mudah. Namun, di tangan orang yang salah, kemajuan tersebut berpotensi membahayakan. Modus operandi kejahatan dengan memanfaatkan telepon semakin marak dan bervariasi. Usaha penipuan via telepon yang dialami Ibu Darmanisi bukan kali pertama terjadi pada warga Gria Jakarta 05/08. Sebelumnya juga dialami oleh Bu Ace (B7/03), Pak Siswanto (B5/11), dan Pak Weldi (B6/20).

Modus operandinya dengan mengabarkan via telepon bahwa anak kita mengalami kecelakaan di sekolahnya dan membutuhkan penanganan serius di rumah sakit. Karena alat yang dibutuhkan tidak ada di rumah sakit tersebut, kita diminta membeli dengan mentransfer sejumlah uang. Untuk meyakinkan bahwa kebutuhan terhadap alat itu benar, mereka meninggalkan nomor HP yang dibilangnya sebagai nomor HP seorang dokter. Tentu saja itu dokter gadungan yang merupakan bagian dari komplotannya.

Adakalanya komplotan tersebut berlaku  gambling  dan bodoh. Mereka menelepon dan mengabarkan anak kita kecelakaan padahal anak tersebut berada di dekat kita dan baik-baik saja. Namun, meski beroperasi secara acak terkadang mereka pun berhasil memperdaya. Asumsi statistik adalah 10 kali usaha, 1 kali memperoleh hasil. Tentu saja kita tidak ingin masuk dalam 10% itu bukan?

Berikut ini antipasi terhadap penipuan dengan modus operandi via telepon:

1.  Tetap tenang.  Pelaku kejahatan via telepon mencoba membuat panik dan memanfaatkan kepanikan itu untuk mengelabui kita. Karena itu ketenangan sangat dibutuhkan menghadapi ‘teror’ semacam ini. Ketenangan mampu membuat pikiran lebih jernih dan membuat keputusan yang tepat.

2.  Menghubungi anggota keluarga lain.  Dua kepala yang berpikir lebih baik daripada satu. Menghubungi anggota keluarga lain bisa membuat hati lebih tenang dalam bertindak.

3.  Memiliki Nomor Kontak Sekolah/Guru.  Selalu memiliki no. kontak sekolah dan beberapa orang guru, terutama wali kelas, sebagai cross-check jika ada sesuatu yang menimpa anak kita. Jika memungkinkan memberi no. kontak khusus (pribadi) yang hanya diketahui oleh beberapa orang terdekat kepada guru tersebut. No. kontak khusus ini juga bermanfaat untuk meng-cross check kepada anggota keluarga lain.

4.  No transfer.  Jangan pernah melakukan tranfer atau pembayaran uang kalau belum bertemu dengan si penelepon/pelaku.

5.  Tetap tenang…tidak panik… (back to no. 1)

Semoga tips-tips di atas mampu mengantisipasi usaha kejahatan melalui telepon. Jika ada tambahan tips-tips lainnya, silakan di- share  untuk kepentingan kita semua.

 sumber: https://griajakarta0508.wordpress.com/2012/03/11/penipuan-high-tech/


Tags

Posting Komentar

0Komentar
Posting Komentar (0)
wa
wa